PT. Perusahaan Listrik Nasional (PLN) kembali
menunjukkan komitmennya dalam
mewujudkan perusahaan yang transparan dan anti korupsi. Melalui kerjasama
dengan Transparency International Indonesia (TII), PLN mengadakan pemutaran
film Kita versus Korupsi (KvsK) bagi jajaran karyawannya di Empire
Cinema XXI, Jalan Urip Sumohardjo, Yogyakarta, Kamis (29/3) dan Jumat (30/3).
Pemutaran film hari pertama ditujukan
untuk bagian Humas PLN seluruh Indonesia yang sedang berada di Yogyakarta dalam
rangka Rapat Koordinasi dan Corporate Social Responsibility (CSR). Sedangkan hari kedua khusus bagi karyawan PLN Yogyakarta.
Dihadiri
kurang lebih 150 penonton, pemutaran film di hari pertama berlangsung lancar. Acara dibuka oleh Sekretaris PT. PLN Adi
Sukriono, dan dilanjutkan sambutan Sekretaris Jenderal (Sekjen) TII Teten
Masduki.
Adi menyatakan pemutaran
film KvsK merupakan bagian dari
kerjasama antara PLN dan TII, dalam
rangka perbaikan dua hal yaitu bidang pengadaan dan pelayanan pelanggan agar
tidak terjadi korupsi. “Pemutaran film tentang anti korupsi ini dianggap media
yang mudah dicerna dan diharapkan dapat membawa kebaikan bagi seluruh jajaran
karyawan PLN,” kata Adi.
Sementara
itu, Teten lebih banyak menyinggung tentang film KvsK. Menurut Teten, produksi film
KvsK berbiaya rendah yaitu Rp 1.6 milyar, jauh lebih murah dibandingkan film
pada umumnya yang berkisar Rp 5 milyar. Para sutradara dan artis tidak dibayar
secara komersial dan sejauh ini tercatat film ini sudah ditonton oleh 9000
orang. “Kerjasama antara PLN dan TII merupakan kerjasama untuk me-nol-kan
korupsi atau zero corruption,”ujarnya.
Penonton
Terkesan
Para
penonton terlihat sangat menikmati film berdurasi 60 menit ini. Hal itu
terlihat dari respon mereka ketika melihat adegan lucu atau mengharukan. Usai pemutaran,
salah satu penonton menyatakan film KvsK bagus dan harus lebih banyak diputar di masyarakat. ”Persolan yang diangkat untuk kedepannya
bisa lebih bervariasi dan sesuai dengan kondisi penonton,”lanjut karyawan PLN
yang tak mau disebut namanya ini.
Penonton
lain menyatakan pegawai PLN akan makmur semua dan berharap dapat berkomitmen
untuk berbuat halal baik di kantor maupun di rumah.
Pemutaran hari kedua pun berlangsung
lancar, dihadiri oleh sekitar 80 karyawan PLN Yogyakarta. Seperti hari
sebelumnya, dihari kedua juga terdapat diskusi setelah pemutaran film. Menurut
salah seorang penonton, film KvsK bagus sekali. ”Seperti diceritakan dalam film,
ada dua pilihan cara yang baik dan cara yang buruk dalam hidup, jika kita
memilih cara yang baik maka anak anak kita pun akan menjadi baik,”ungkapnya.
Dari pembicaraan non formal, banyak
penonton yang memilih film Selamat Siang Risa sebagai film favorit. Seperti
dijelaskan Teten, kisah-kisah yang diangkat dalam film merupakan fakta. Film ”Selamat
Siang Risa” misalnya, merupakan kejadian nyata yang dialami oleh sutradara Ine
Febriyanti ketika masih kecil, dimana saat itu ayahnya menolak untuk disogok.
Demikian halnya film ”Pssttt Jangan Bilang Siapa-Siapa!”adalah kejadian nyata
yang dialami Chairun Nisa ketika ia masih SMU dimana pihak sekolah mewajibkan
membeli buku dari guru sekolahnya.
Ini membuktikan bahwa di tengah
kehancuran negeri ini masih terdapat segelintir orang yang berpegang teguh pada
kejujuran. (SS/RSD)
2 komentar:
Bagus ..... supaya pada ngerti yang dimaksud Korupsi itu seperti apa begitu!!!!, semoga semua bisa menyadari .... yg sudah korupsi jangan korupsi lagi, yg belum korupsi wiss ora coba coba ngorupsi lah
Terima kasih Mas BETE atas atensinya. Selamat bergabung di Kita vs Korupsi. Melalui media ini kita mencoba melawan praktik-praktik korupsi di Indonesia melalui pendekatan budaya dan mengutamakan penanaman nilai2 kejujuran, moral dan integritas dimulai dari lingkungan keluarga dan sekitarnya.
Posting Komentar