Kaum perempuan memiliki peran strategis dalam hal pencegahan dan pemberantasan korupsi. Melalui peran sebagai seorang ibu yang mengajarkan nilai-nilai kejujuran di dalam keluarga, diharapkan menjadi titik awal pembelajaran bagi generasi mendatang.
Demikian terangkum dalam Pemutaran dan Diskusi film Kita versus Korupsi (KvsK) oleh Gerakan Pemberdayaan Swara Perempuan (GPSP) dan Bogor Internasional Club (BIC) di Cinema XXI, Botani Square, Bogor, Rabu (25/4). Sebanyak 156 penonton hadir dalam acara yang merupakan rangkaian peringatan Hari Kartini ini.
Pendiri BIC dan sekaligus Anggota Badan Pembina GPSP Sophie Sarwono mengatakan, sudah saatnya perempuan lebih kritis dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di negeri ini. Perempuan harus mampu mengajak masyarakat untuk mendorong perlawanan perempuan dalam pemberantasan korupsi. “Korupsi bisa terjadi diantara kita, maka untuk melawan korupsi harus dari kita sendiri,”jelasnya.
Bagi Ketua BIC Yudy Mugijanto, korupsi itu melakukan sesuatu yang tidak pada relnya. “Setelah saya menonton film ini, ternyata korupsi itu bisa dicegah dari diri sendiri, dan pencegahan itu diawali dari keluarga,”ujarnya.
Bagi Ketua BIC Yudy Mugijanto, korupsi itu melakukan sesuatu yang tidak pada relnya. “Setelah saya menonton film ini, ternyata korupsi itu bisa dicegah dari diri sendiri, dan pencegahan itu diawali dari keluarga,”ujarnya.
Hampir semua adegan menyentuh, terutama flash back, keadaan sekarang, jadi menceritakan bagaimana seorang anak setelah besarnya yang ayahnya melakukan korupsi. Yudy yakin perempuan Indonesia mampu melawan korupsi. “Caranya mudah kok, cukup dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran di dalam keluarga,”ungkapnya.
Makna Film
Fungsional Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Aldi menjelaskan melalui pemutaran film KvsK, penonton dapat mengambil nilai-nilai anti korupsi yang tercermin dalam kisah-kisah di film.
Seperti diungkapkan Rita Yulisa, salah satu penonton yang terkesan film KsvK. “Film ini sangat bagus. Ada adegan mengharukan, saat Tora Sudiro dalam dilema, yaitu anaknya sakit dan membutuhkan uang untuk berobat, di satu sisi godaan datang dan uang sudah di depan mata. Tetapi karena tekadnya kuat dan tahu itu korupsi dia tolak,”jelasnya.
Ada makna yang ia dapatkan setelah menonton film ini bahwa korupsi itu harus benar-benar diberantas dari hal yang paling kecil, yaitu keluarga.
Kepala Inspektorat Kota Bogor Eko Prabowo berpendapat, film KvsK sangat bagus sebagai proses pembelajaran dan proses sosialisasi bagi semua kalangan, khususnya anak-anak atau generasi masa depan. “Film ini sangat luar biasa lah, dan adengan yang ada adalah semua realita. Di dalamnya ada perizinan, kehidupan keluarga, saat kita sakit dan tidak punya uang dan kita harus mengambil keputusan, tapi kejujuran paling utama. Makna dari film ini, ya kejujuran yang paling utama, serta suri tauladan orang tua,”paparnya.
Pengurus GPSP Endang Dungga berharap gerakan perempuan mencegah korupsi harus terus digulirkan dan harus menjadi lebih besar. “Kami berharap para undangan yang hadir tidak hanya berhenti pada menonton film ini,”tandasnya. (TL/RSD)
0 komentar:
Posting Komentar