Sekitar 332 santri dan masyarakat di sekitar Pondok Pesantren (Ponpes) Al Musadaddiah, Jalan Mayor Samsu No. 2, Cimanuk, Tarogong, Garut, nobar film Kita versus Korupsi (KvsK), Sabtu (21/4). Pemutaran film KvsK ini merupakan inisiatif Ketua Yayasan Al Ma'soem H. Nanang Ma'soem dalam upayanya mendukung gerakan anti korupsi. Hadir pula dalam acara ini mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto dan Sekretaris Jenderal Transparency International (TI) Indonesia Teten Masduki.
Dalam sambutannya, Nanang mengatakan bahwa melawan korupsi
tidak perlu ribet, tapi bisa dilakukan dengan cara sederhana sebagaimana
tergambar dalam film KvsK. Ia menjelaskan, film KvsK diproduksi dengan biaya
murah, yaitu sekitar Rp 1 milyar dan para sutradara dan pemain film bersedia
dibayar non komersial. “Film ini atas inisiatif TI Indonesia yang kebetulan
dipimpin oleh Teten Masduki, putra asli Garut,”ungkap Nanang.
Menurut Teten, film KvsK sengaja dibuat untuk merubah pola fikir masyarakat yang sudah menganggap wajar pada praktek korupsi yang terjadi di masyarakat. Misalnya menyuap polisi ketika di tilang atau ‘nyogok’ petugas saat pembuatan KTP, dan sebagainya.
Sementara itu Endriartono menyatakan, film KvsK merupakan gambaran yang terjadi di masyarakat. Di satu sisi ia prihatin dengan kondisi seperti ini, namun di sisi lain percaya bahwa bangsa Indonesia akan jauh lebih baik jika ada perubahan paradigma dalam berfikir. Menurut Endriartono, pemberantasan korupsi bukan hanya dilakukan oleh aktivis antikorupsi dan aparat penegak hukum.
Menurut Teten, film KvsK sengaja dibuat untuk merubah pola fikir masyarakat yang sudah menganggap wajar pada praktek korupsi yang terjadi di masyarakat. Misalnya menyuap polisi ketika di tilang atau ‘nyogok’ petugas saat pembuatan KTP, dan sebagainya.
Sementara itu Endriartono menyatakan, film KvsK merupakan gambaran yang terjadi di masyarakat. Di satu sisi ia prihatin dengan kondisi seperti ini, namun di sisi lain percaya bahwa bangsa Indonesia akan jauh lebih baik jika ada perubahan paradigma dalam berfikir. Menurut Endriartono, pemberantasan korupsi bukan hanya dilakukan oleh aktivis antikorupsi dan aparat penegak hukum.
“Kita sebagai masyarakat juga mampu mewujudkan Indonesia
yang lebih baik. Saya percaya kalau masyarakat semakin kritis dan sadar,
Indonesia pasti berubah,”tandasnya. (TL/RSD)
0 komentar:
Posting Komentar