Roadshow film Kita versus Korupsi (KvsK) di Bandung selama tiga hari, Selasa (10/4) sampai Kamis (12/4) berlangsung sukses. Lebih dari 1500 penonton hadir dalam acara pemutaran dan diskusi film KvsK, bertempat di SMK Prakarya Internasional (PI), SMA Mutiara Bunda, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Empire XXI Bandung Indah Plaza (BIP), dan SMA Mutahhari.
Pemutaran perdana bertempat di SMK Prakarya Internasional, Jalan Inhofftank, Tegallega, Bandung. Sekitar 150 siswa, guru dan karyawan SMK PI nobar film KvsK di sebuah ruang kelas sederhana berukuran 7 x 12 meter. Acara dibuka dengan sambutan Kepala SMK PI Iwan Setiawan, dan dilanjutkan pemutaran film KvsK. Respon penonton sesekali terdengar riuh saat menyaksikan adegan-adegan lucu dan menarik. Dari rangkaian empat film pendek KvsK, film “Pssstt…Jangan Bilang Siapa-Siapa” karya Chairun Nissa dan “Selamat Siang Risa” karya Ine Febrianti menjadi favorit penonton.
Dalam diskusi dengan nara sumber sutradara Chairun Nissa, pemain film Nasha Abigail dan Siska Selvi Dawsen serta Dwipoto Kusumo dari Transparency International Indonesia (TII) terungkap bahwa kisah-kisah di film KvsK merupakan potret kehidupan sehari-hari yang terjadi di masyarakat. Memed, salah seorang guru mengaku sudah 22 tahun berhenti melakukan praktek ‘jual-beli’ buku di sekolah, sebagaimana tergambar dalam film “Pssstt…Jangan Bilang Siapa-Siapa”.
“Film ini seolah-olah menyindir kami, walaupun saya sudah 22 tahun tidak melakukannya lagi. Mudah-mudahan melalui film ini menjadi pengingat bagi kami semua di sini,”ujarnya.
Sambutan antusias juga terjadi di SMP/SMA Mutiara Bunda, Jalan Padang Golf No. 11, Arcamanik, Bandung. Sekitar 250 siswa, guru, karyawan dan orang tua murid hadir di Aula SMP/SMA Mutiara Bunda. Pada sesi diskusi usai pemutaran film, para siswa menyatakan film KvsK bagus dan menarik. Salah satu siswa, Nasri Bintang mengatakan film KvsK tak seperti yang dia bayangkan sebelumnya. “Filmnya menarik dengan sudut pandang berbeda. Biasanya kan korupsi identik dengan hal-hal tidak menarik. Kami sangat berterima kasih,”ucapnya.
Sama halnya Lastri, salah satu orang tua murid ini mengakui film KvsK sangat bagus bagi pembelanjaran di kalangan pelajar, guru dan orang tua murid. “Mestinya film-film seperti ini diputar di televisi nasional supaya lebih banyak ditonton masyarakat,”harapnya. Sedangkan Indraza Marzuki dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan KvsK sebenarnya film biasa bertema korupsi. “Yang menjadi luar biasa, karena korupsi adalah kejahatan luar biasa yang ada di sekitar kita,”jelas Indra.
Deklarasi Anti Korupsi
Hari kedua roadshow dilanjutkan ke kampus UIN Gunung Djati dan UPI Bandung. Lebih dari 200 mahasiswa nobar di Aula UIN Gunung Djati. Dalam sesi diskusi, salah seorang mahasiswa meminta KPK untuk bertindak lebih berani dalam memberantas korupsi di Indonesia. “Kami akan selalu mendukung langkah KPK dalam pemberantasan korupsi,”tandasnya.
Di kampus UPI, pemutaran dan diskusi film dihadiri sekitar 400 mahasiswa, dosen, dan jajaran civitas akademika UPI. Dalam sambutannya, Rektor UPI Sunaryo Kartadinata menyatakan komitmennya terhadap pemberantasan korupsi. Bersama dengan Sekretaris Jenderal TII Teten Masduki, perwakilan dosen dan mahasiswa, Sunaryo menandatangani Deklarasi Anti Korupsi. Acara ini juga dihadiri Acil Bimbo, salah satu personel Bimbo.
Hari ketiga roadshow diselenggarakan di Empire XXI BIP dan SMA Mutahhari Bandung. Sekitar 350 tamu undangan nobar film KvsK di Studio 1. Acara ini dihadiri Walikota Bandung Dada Rosada, Wakil Walikota Ayi Vivananda, Sekretaris Daerah Edi Siswadi, segenap jajaran pemerintah kota (pemkot) Bandung, polsek, polres, pelajar dan media lokal.
Dada mengatakan pemutaran film sebagai upaya sosialisasi untuk menanggulangi korupsi dari sisi pencegahan melalui kegiatan seni dan budaya. Ia juga berharap film KvsK bisa ditonton di seluruh kecamatan di Kota Bandung. “Pakai layar tancap tidak apa-apa, yang penting film ini bisa ditonton lebih banyak orang, karena materi dan ceritanya bagus,”ujarnya.
Sementara itu, di SMA Mutahhari, pemutaran dan diskusi film dihadiri sekitar 150 siswa, guru dan segenap karyawan. Apresiasi terlihat pada sesi diskusi, dimana sebagian besar pelajar menyukai film KvsK. (RSD)
0 komentar:
Posting Komentar