Kamis, 31 Mei 2012

Diknas Putar Film KvsK bagi Guru dan Kepala Sekolah se-Indonesia







Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (Diknas) kembali menggelar pemutaran film Kita versus Korupsi (KvsK) untuk ketiga kalinya. Sebanyak 120 guru dan kepala sekolah dari 16 provinsi di seluruh Indonesia nonton bareng (nobar) film KvsK di Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (30/5).

Pemutaran film diselenggarakan dalam rangka Workshop Bantuan Sosial Sarana dan Prasarana SMA Tahun 2012. Sebelumnya, acara serupa digelar di Hotel Safari Garden, Bogor, Rabu (9/5) dan Hotel Mega Anggrek, Jakarta Barat, Rabu (23/5).

Hadir sebagai nara sumber Fungsional Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irawati, pemain film KvsK Nicholas Saputra dan Teuku Rifnu Winaka. 

Dalam diskusi usai pemutaran film, Irawati menyatakan film KvsK merupakan film open closing, yang bertujuan mengajak berfikir masyarakat yang menontonnya. Jadi, bukan merupakan film yang menggurui atas kasus-kasus besar yang sedang terjadi.

“Film ini juga sebagai alat untuk mengajak masyarakat berkreatifitas dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran/kebaikan melalui film,”jelasnya.

Tanggung Jawab Warga Negara

Hal menarik diungkapkan Nico, panggilan akrab Nicholas Saputra. Menurut Nico, keterlibatannya di film KvsK lebih karena tanggung jawabnya sebagai warga negara Indonesia. Setiap warga Indonesia, lanjutnya, wajib berpartisipasi dalam segala hal demi membuat Indonesia menjadi lebih baik, termasuk dalam usaha melawan korupsi.

“Jadi ketika saya ditawari untuk main film ini saya langsung tertarik untuk berpartisipasi,”ujarnya.

Sedangkan Teuku Rifnu memaparkan tujuan film KvsK adalah untuk memutus rantai perbuatan korupsi, dimana bisa dimulai dari rumah kita sendiri. “Seperti digambarkan dalam film ke-4 dimana kebohongan dilakukan secara turun temurun dari anak, orang tua dan atasan,”paparnya.

Kepala Sub Direktorat Kelembagaan Diknas Suharlan menyatakan sepakat dan meminta rekan-rekannya di Diknas untuk memulai apa yang bisa dilakukan dalam upaya pemberantasan korupsi. “Kita semua tahu krisis multi dimensi sudah terjadi di Indonesia. Kalau bukan sekarang lalu kapan lagi kita akan membenahi diri dan bangsa ini,” kata Suharlan. (Nur Fajrin/RSD)


Dambakan Sosok Guru Seperti Markun





Mengajarkan nilai-nilai anti korupsi di kalangan anak muda, khususnya mahasiswa, membutuhkan upaya kreatif tersendiri. Salah satunya melalui film, dengan mengangkat cerita-cerita yang membawa pesan anti korupsi.

Demikian tertangkap dalam pemutaran film Kita versus Korupsi di Universitas Bina Nusantara (Binus), Jalan Kebun Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat, Rabu (30/5). Sebanyak 47 mahasiswa dan dosen nonton bareng (nobar) film KvsK di sebuah ruang kuliah di kampus bertaraf internasional ini.  

Menurut Aad Rusyad, penyelenggara acara, tujuan pemutaran film KvsK untuk mensosialisasikan nilai-nilai anti korupsi di kalangan kampus. “Film KvsK sangat kuat pesan anti korupsinya. Film ini memberikan nilai yang sangat baik bagi anak-anak didik saya,”jelasnya.

Ia berharap setelah nonton film KvsK, para mahasiswa bisa melakukan sesuatu untuk mendukung upaya Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) dan gerakan anti korupsi umumnya.

Dalam diskusi usai pemutaran film, Ogan, salah satu mahasiswa berpendapat bahwa pendidikan anti korupsi itu harus dimulai dari rumah. “Kalau masih kecil saja sudah bohong, nanti gede korupsi,”ujarnya.

Sedangkan Hani, mahasiswa lain mengagumi tokoh Markun, figur guru yang sederhana dan jujur dalam film “Aku Padamu” karya sutradara Lasja F. Susatyo. “Sosok Markun harus menjadi panutan. Kira-kira banyak ngga ya guru semacam dia. Saya mendambakan guru yang seperti ini,”ungkapnya terus terang. (Agus Sarwono/RSD)

Rabu, 30 Mei 2012

Jadwal Pemutaran Film KvsK Juni 2012







Berikut jadwal pemutaran film Kita versus Korupsi di seluruh Indonesia, Juni 2012:


Hari & Tanggal


Lokasi

Kota/Prov

Jam

Penyelenggara
Jumat, 01 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBP Priok
Jakarta

PT. Indonesia Power
Jumat, 01 Juni 2012
Sara Lee House Hall, Jl. Raya Bogor KM 27
Jakarta

PT. Sara Lee Indonesia
Jumat, 01 Juni 2012
Komisi Keuskupan, Jl. Polisi Istimewa No. 17, Surabaya
Surabaya

Komisi Keuskupan Surabaya
Sabtu, 02 Juni 2012
Studio Panakukang XXI, Makassar
Makassar
09.30
Pemprov Sulawesi Selatan
Sabtu, 02 Juni 2012
Sekolah Master Depok, Jl. Margonda Raya No. 58
Depok

Sekolah Master Depok
Minggu, 03 Juni 2012
PT. PLN Area Sukabumi, Jl. Bhayangkara No. 220
Sukabumi

PT. PLN Area Sukabumi
Senin, 04 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBH KS Tubun, Jakarta
Jakarta

PT. Indonesia Power
Selasa, 05 Juni 2012
Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar Pasar V
Medan
09.00
Club Indonesia Bersih
Selasa, 05 Juni 2012
Universitas HKBP Nommensen, Jl. Kamboja X No. 196, Medan
Medan
13.00
Club Indonesia Bersih
Selasa, 05 Juni 2012
Universitas Sumatera Utara, Jl. Dr. T Mansur No. 9, Medan
Medan
16.00
Club Indonesia Bersih
Rabu, 06 Juni 2012
Universitas Pembangunan Panca Budi, Jl. Jenderal Gatot Subroto KM 4,5
Medan
09.00
Club Indonesia Bersih
Rabu, 06 Juni 2012
Studio XXI Hermes Palace, Medan
Medan
13.00
Club Indonesia Bersih
Kamis, 07 Juni 2012
Cinema 21 Bellanova Centul City
Bogor
09.00
GPSP & IWAPI
Kamis, 07 Juni 2012
Komunitas Komik Makko, Jl. Niaga Hijau No. 10, Pondok Indah
Jakarta
19.00
Komunitas Komik Makko
Sabtu, 09 Juni 2012
PT. PLN Area Bogor, Jl. Raya Padjajaran No. 233
Bogor
08.00
PT. PLN Area Bogor
Minggu, 10 Juni 2012
PT. PLN Area Bogor, Jl. Raya Padjajaran No. 233
Bogor
08.00
PT. PLN Area Bogor
Senin, 11 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBP Saguling, Bandung Barat
Bandung

PT. Indonesia Power
Selasa, 12 Juni 2012
PT. PLN Pembangkit Lontar, Semarang
Semarang
09.30
PT. PLN
Selasa, 12 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBP Kamojang, Bandung
Bandung

PT. Indonesia Power
Selasa, 12 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBP Mrica, Jawa Tengah
Jawa Tengah

PT. Indonesia Power
Selasa, 12 Juni 2012
Lembaga Administrasi Negara (LAN) , Jl. Veteran No. 10, Jakarta
Jakarta

Lembaga Administrasi Negara
Rabu, 13 Juni 2012
Kampus Trisakti
Jakarta
08.00
Diploma IV Ilmu Keuangan Trisakti
Rabu, 13 Juni 2012
Studio XXI Mega Bekasi
Bekasi
09.00
Gaya FM Bekasi
Kamis, 14 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBP Semarang
Semarang

PT. Indonesia Power
Kamis, 14 Juni 2012
Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)
Jakarta

UKP4
Jumat, 15 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBP Bali
Bali

PT. Indonesia Power
Senin, 18 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBP Perak Grati, Pasuruan
Jawa Timur

PT. Indonesia Power
Rabu, 20 Juni 2012
e-Walk XXI Balikpapan
Balikpapan
10.00
PT. Pertamina
Kamis, 21 Juni 2012
e-Walk XXI Balikpapan
Balikpapan
10.00
PT. Pertamina
Kamis, 21 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBOH Labuan, Serang
Banten

PT. Indonesia Power
Jumat, 22 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBOH Suralaya 8, Cilegon
Banten

PT. Indonesia Power
Senin, 25 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBOH Lontar, Tangerang
Tangerang

PT. Indonesia Power
Selasa, 26 Juni 2012
PT. Indonesia Power UBOH Pelabuhan Ratu, Sukabumi
Sukabumi

PT. Indonesia Power
Rabu, 27 Juni 2012
Roadshow Kendari
Kendari

Club Indonesia Bersih
Kamis, 27 Juni 2012
Roadshow Kendari
Kendari

Club Indonesia Bersih
Minggu, 30 Juni 2012
Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar

Universitas Muhammadiyah Makassar

Selasa, 29 Mei 2012

Teuku Rifnu: Semua Diawali dari Rumah





Saat ditawari menjadi pemain di salah satu omnibus film Kita versus Korupsi (KvsK), Teuku Rifnu diberitahu bahwa tema film tentang korupsi. Dan dananya pun terbatas. Namun Teuku bersikukuh menerima tawaran tersebut, dengan pertimbangan melalui film KvsK ada sesuatu yang ingin disampaikan ke masyarakat.

“Di sini ada hal lain, karena kita berbuat sesuatu. Itu yang membuat saya tertarik dan mau terlibat,”kata Teuku saat ditemui Amin Shabana di sela-sela roadshow KvsK di Balikpapan, Jumat (11/5) hingga Minggu (13/5) lalu. 

Bersama sutradara dan pemain film KvsK lainnya, pemeran Pak Lurah dalam film “Rumah Perkara” karya sutradara Emil Herasi ini pun rela keliling beberapa kota di Indonesia untuk memperkenalkan film KvsK langsung ke masyarakat.

Berikut petikan wawancaranya. 

Bagaimana ceritanya bisa terlibat dalam film KvsK?

Awalnya sutradaranya (Emil Herasi-red) nyamperin saya dan ngobrol ingin membuat film yang temanya tentang korupsi, diangkat dari persoalan sehari-hari yang terlupakan di masyarakat kita. Karena selama ini orang-orang selalu menyalahkan bahwa pelaku korupsi itu adalah orang-orang yang di atas sana, anggota DPR, Presiden dan macam-macam. Artinya mereka itu memang sudah jelas pelakunya. Yang harus dilakukan sekarang ini adalah dari rumah, internal kita yang harus kita pikirkan. 

Pada saat itu saya diberitahu siapa saja pemainnya dan dananya yang tidak banyak. Dan saya juga ditanya apakah mau berjuang bersama-sama karena ada yang ingin disampaikan. Akhirnya saya mau mengambil karena ceritanya yang berbeda. Di sini ada hal lain, karena kita berbuat sesuatu. Itu yang membuat saya tertarik dan mau terlibat. 

Dari segi cerita, pesan apa yang ingin disampaikan film Rumah Perkara ke publik?

Di film ini, judulnya saja sudah Rumah Perkara itu sudah merupakan kesimpulan atau benang merah dari ceritanya. Bahwa semua diawali dari rumah, kebohongan sehari-hari yang kita lakukan kepada istri kita kemudian kepada anak kita maka akan membuat anak kita berbohong kepada ibunya dan berbohong kepada bapaknya serta lingkungannya. Diawali berbohong dirumahnya, si tokoh Lurah ini kemudian berbohong kepada masyarakatnya dengan janji-janji palsu bahwa dia akan menyelamatkan masyarakatnya. Dia merasa semua yang diucapkan merupakan kebenaran yang terpola. Maka kesananya akan terjadi kehancuran, kebohongan-kebohongan baru. Itu sebenarnya yang ingin disampaikan.

Menurut Anda, apakah konteksnya sama dengan yang terjadi di Indonesia saat ini? Seperti pejabat yang mengingkari janjinya kepada masyarakat?

Ya, itu sesuai banget. Di seluruh wilayah Indonesia sedang terjadi seperti itu. Mungkin ini disebabkan kita tidak pernah diajarkan benar-salah, tapi kita diajarkan pada hukuman. Dari kecil memang metode dalam mengajarkan anak yang benar yang harus dipikirkan. Anak-anak itu diajarkan dengan memberikan mereka hukuman, bukan menjelaskan bahwa tindakan mereka itu salah atau benar. Itulah cikal-bakalnya, sehingga mereka hanya melihat pada hukumannya saja.  Dan karena tahu bagaimana hukum disini bekerja, jadi para pemimpin itu tidak takut untuk melanggarnya. Sehingga aspek benar atau salah tidak lagi ketahui. 

Sebagai sebuah film kampanye, apa perbedaan film KvsK dengan film kampanye lainnya?

Saya belum pernah melihat film-film kampanye yang lain. Yang jelas disini, sebagai pemain saya melihatnya bahwa ini mungkin sama saja dengan film-film di Iran, Eropa atau Perancis yang memproduksi film dengan muatan seperti ini. Cuma kendalanya di Indonesia, industri kita lebih menargetkan kepada jumlah penonton sebanyak-banyaknya. Akhirnya tidak tahu bahwa pendidikan di masyarakat itu seprti ini dan tidak adanya asosiasi di dunia yang dijalani. Jadi tidak dilihat oleh masyarakat kerja yang dilakukan oleh orang film ini.  

Nah, dalam film ini kan jelas kita yang mendatangi penonton. Bahwa keberadaan pemain dan crew film bertujuan untuk menjelaskan bahwa ada banyak film-film yang bagus. Dan pemain-pemain yang dipilih dalam film KvsK ini juga merupakan pemain-pemain yang berkarakter dan “actor” semuanya. Dikarenakan muatannya berbeda dengan film lain, maka kita berpikir untuk terlibat dalam produksi film ini. Siapatahu dengan kesuksesan film KvsK ini walaupun tidak merubah secara serentak, psikologi masyarakat berubah secara perlahan ke arah yang kita inginkan sebagai seorang pemain. 

Dan saya juga menginginkan agar penonton mengetahui bahwa film yang baik itu adalah seperti ini. Sejauh ini penonton yang di daerah hanya mengetahui film yang bagus adalah yang disinetron atau film horor yang ada tokoh yang membunuh habis-habisan. Film-film jenis ini pun semestinya tetap ada, untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga biar masyarakat yang memilih.  Tapi pilihan itu tidak akan terjadi bila masyarakat tidak diberikan alternatif lain. Seperti yang di Yogya, banyak yang bilang merasa malu datang ke bioskop dan itu karena ada rasa tidak percaya diri yang jadi penyebab. Dengan adanya film ini, hal-hal tersebut mulai berubah. 

Dari segi pesan film, apa yang Anda temukan selama mengikuti roadshow KvsK?

Luar biasa. Saya datang ke Solo ke suatu daerah yang mau digusur, kalau ngga salah namanya Semanggi. Disitu juga diadakan pentas Ketoprak. Semua masyarakat disitu keadaannya sedang cemas ketika kita mengadakan pemutaran KvsK. Awalnya sebelum memutar film itu, emosi mereka meluap-luap. Dan setelah film selesai ditonton, saya menyampaikan bahwa di Indonesia bukan daerah ini saja yang terjadi seperti ini. Artinya yang harus dilakukan adalah kita cari tahu dulu kebenarannya. Tapi emosi mereka memang tidak bisa dibendung dan mereka bersyukur sekali ada pihak luar yang men-support. Karena ceritanya sama dengan apa yang sedang mereka alami. 

Kemudian ada Bupati Boyolali ketika menonton film ini dia menangis, dia merasa bahwa dia bersyukur sekali berada di antara kita supaya masyarakat Indonesia mengetahui keadaan kita seperti ini. Dia menangis saat itu. Dia berharap film ini diputar didaerahnya. Terus ada yang meminta film ini diputar di pasar-pasar. Tetapi ada juga yang mengkritik film ini yang meminta seharusnya film ini memberikan jalan penyelesaiannya dan hukuman bagi pelaku-pelaku dalam film. Dan ini menarik sekali. 

Pada akhirnya ketika saya bertanya kepada penonton, yang biasanya hanya bilang keren tapi di sini mereka menyatakan seperti ditegur. Jadi jawabannya beda dan itu yang dia bawa pulang. Dan itu yang membuat saya bersyukur terlibat dalam film ini. (Amin Shabana/RSD)

 

Kita vs Korupsi Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger