Roadshow film Kita versus Korupsi (KvsK) di Yogyakarta selama tiga hari,
Kamis (26/4) sampai Sabtu (28/4) berlangsung lancar. Kali ini Club Indonesia
Bersih (CIB) bekerja sama dengan Institute of Development and Economic
Analysis (IDEA), sebuah organisasi non-pemerintah di Yogyakarta mengusung
tema “The Youth Against Corruption: Memutus Rantai Korupsi pada Anak
Muda.”
Kegiatan diawali dengan kunjungan tim panitia ke beberapa kantor media cetak
dan elektronik setempat untuk sosialisasi roadshow. Diantaranya Harian
Kedaulatan Rakyat, Harian Jogja, Harian Radar Jogja, Jogja TV, Radio Star FM, dan
Radio Anak Jogja.
Selain melakukan kunjungan dan sosialisasi, kegiatan talk show berlangsung
secara live di Jogja TV dengan narasumber produser film KvsK Abduh Azis dan
Wasingatu Zakiah perwakilan dari IDEA. Talk show di radio berlangsung di studio
RRI Pro 2 FM dengan narasumber Indra Marzuki dari Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Dwipoto perwakilan dari Transparency International (TI) Indonesia, dan
Imam Setiyadi dari IDEA.
Talkshow di Radio Star FM
menghadirkan nara sumber Sekretaris Jenderal TI Indonesia Teten Masduki, Abduh
Azis, pemain film KvsK Teuku Rifnu, dan Waingatu Zakiah. Sedangkan talkshow di
Radio Unisi FM menghadirkan nara sumber Indra Marzuki, Teuku Rifnu, dan Imam Setiyadi.
Pelajar & Mahasiswa Antusias
Hari kedua roadshow fokus pada pemutaran dan diskusi film KvsK di
beberapa sekolah dan kampus. Dimulai pemutaran film di SMUN 3 Yogyakarta pukul 09.00
dan dihadiri 175 siswa. Para siswa di salah satu SMU favorit di Yogyakarta ini terlihat
sangat antusias. Selama pemutaran film berlangsung, mereka bereaksi secara
spontan ketika melihat adegan film yang menarik.
Beberapa pertanyaan dan opini pun mengemuka pada diskusi usai pemutaran
film dengan nara sumber Chief of Party Management Systems
International (MSI) Juhani Grossmann. Seperti dikemukakan oleh seorang siswa, “Film
ini bagus tetapi kenapa yang dicontohkan hanya masalah uang? Sedangkan korupsi
tidak hanya tentang uang. Misalnya saya selaku Ketua OSIS tetapi saya
membolehkan teman saya tampil di pentas seni tanpa audisi seperti siswa yang
lain.”
Juhani mengemukakan bahwa korupsi merupakan masalah yang terjadi di
banyak negara. “Meskipun negaranya berbeda-beda tetapi bentuk korupsinya sama,”
ujarnya. Dalam kesempatan ini, Juhanni juga
berbagi pengalaman bagaimana korupsi terjadi ketika ia sekolah di Rusia,
asal negaranya. Teman-teman sekolahnya, kata dia, banyak yang menyontek dengan
cara pergi ke kamar mandi, dan di sana bertemu dengan siswa lain yang pintar di
bidang pelajaran tertentu untuk memberikan
jawaban.
“Don’t start what you can’t finish,” tandasnya.
Di waktu yang sama, KvsK juga diputar di Gedung 1 Fakultas Hukum Universitas
Gajah Mada (UGM) pukul 10.00 dan dihadiri 141 penonton. Disini diskusi
menghadirkan nara sumber Direktur Executive Pusat Kajian Anti Korupsi UGM
Hasrur Halili, Teten Masduki, Indra Marzuki, Abduh Azis, dan budayawan Romo
Yohannes. Hasrur menyatakan publik harus memiliki kesadaran bersama untuk
melawan korupsi. “Sudah saatnya memberdayakan civil society untuk melawan
korupsi,”ujarnya.
Siang harinya, pemutaran film Kvsk berlangsung di SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Setidaknya 320 siswa hadir dalam acara ini. Diskusi usai pemutaran film menghadirkan
nara sumber Juhani Grossmann, Teten Masduki, dan Abduh Azis. Selain diskusi,
pada kesempatan ini diadakan kompetisi membuat tagline anti-korupsi dan
penandatangan deklarasi anti-korupsi yang diikuti hampir seluruh penonton.
Hari terakhir roadshow diselenggarakan di Empire XXI, Jalan Urip
Sumohardjo, Yogyakarta. Pemutaran film dimulai pukul 10.00 dan dihadiri 175
penonton dari berbagai kalangan seperti budayawan, seniman mahasiwa, dan
aktivis. Dan ditutup dengan konferensi pers di Roemah Pelantjong dengan nara
sumber Teten Masduki, Indra Marzuki, Abduh Azis, Teuku Rifnu dan moderator
Wasingatu Zakiah. (SS/RSD)
0 komentar:
Posting Komentar