Wakil Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Mustaqim
mengusulkan, ada baiknya film Kita
Versus Korupsi diputar juga di stasiun televisi swasta. Film
tersebut dinilai sarat pendidikan yang dibutuhkan untuk mendukung tujuan utama
bangsa ini, yakni pencegahan korupsi.
"Ada baiknya film ini diputar di TV swasta. Selama ini,
film dan sinetron kita banyak yang isinya tidak baik, seperti mengajari
selingkuh, balas dendam, pamer kekayaan, dan anehnya malah diputar di jam malam
saat keluarga berkumpul," ujar Mustaqim, Jumat (11/5).
Ia mengutarakan hal itu seusai menonton pemutaran film
tersebut di Kota Balikpapan, Kaltim. Pemutaran film dirangkai dengan seminar
"Pendidikan Mencegah Korupsi Melalui Pencegahan Korupsi sejak Dini".
"Ketika kita nonton film ini, kita dihadapkan pada
realita dan tantangan kehidupan. Untuk menghilangkan korupsi, itu tugas kita
bersama," ujar Mustaqim, yang juga menjadi pembicara di seminar tersebut.
Perwakilan Transparancy International Indonesia (TII),
Zumrotin, mengatakan, film ini dibuat dengan bantuan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). "Umumnya, korupsi diartikan penyalahgunaan anggaran
negara, tapi di film ini tidak demikian. Kita melihat korupsi kecil-kecilan,
seperti nyogok
uang," katanya.
Film ini merangkai empat film pendek menjadi satu. Film
pertama, Rumah Perkara,
menggambarkan perbuatan pemimpin yang korup. Seorang lurah malah jadi kaki
tangan pengusaha yang menggusur rumah warga demi proyek real estat.
Film kedua, Aku
Padamu, menceritakan sikap seorang gadis yang tidak bangga menjadi
anak koruptor.
Film ketiga, Selamat
Siang Rissa, menceritakan seorang mandor gudang perusahaan
pemerintah yang mempertanyakan sikap pedagang yang menimbun beras. Sogokan
ditolak, padahal anaknya tengah sakit dan butuh biaya.
Adapun film keempat, Pssttt,
Jangan Bilang Siapa-Siapa!, bercerita tentang siswa-siswi yang jadi
korban kepala sekolah dan guru yang mencari untung melalui berjualan buku.
Sumber: Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar