PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali memutar film
Kita versus Korupsi (KvsK) bagi seluruh jajaran karyawan. Kali ini kegiatan
nonton bareng (nobar) film KvsK dilakukan selama tiga hari berturut-turut,
Selasa (22/3) hingga Kamis (24/5) di Studio XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Pemutaran
dilakukan selama 2 kali setiap harinya, yaitu pada pukul 10.00 dan pukul 12.00.
Kepala Manajemen Bisnis dan Resiko PT. PLN Amirosidin
menyatakan tujuan pemutaran film KvsK sebagai ajang sosialisasi anti suap di
internal PLN. Sehingga pihaknya mewajibkan bagi karyawannya untuk nobar film
KvsK. “Kami mentargetkan sebanyak 3000 karyawan nonton film KvsK,” ujarnya.
Pemutaran film KvsK telah dilakukan PLN di beberapa daerah,
sebagai wujud kerjasama PLN dengan Transparency International (TI) Indonesia. “Supaya
kita bisa merefleksikan film KvsK kedalam diri kita,” kata Amirosidin.
PLN sendiri telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan
TI Indonesia pada 6 Maret lalu. Diantaranya untuk membuat peta potensi korupsi
di pengadaan barang dan jasa, potensi korupsi di pelayanan pelanggan. “Kita
beharap pada bulan Juli, peta tersebut sudah keluar dan akan disampaikan kepada
seluruh unit,” lanjutnya.
Sekretaris Jenderal TI Indonesia Teten Masduki sangat
mengapresiasi PLN yang mewajibkan seluruh karyawannya untuk menonton film KvsK.
Ia berharap, film ini menjadi refleksi bagi kita bersama, dengan harapan ada
perubahan budaya yang anti korupsi.
“Film ini merupakan ikhtiar kami dalam mengkampanyekan anti korupsi di masyarakat. Kami berharap, perlawanan terhadap korupsi bisa dilakukan oleh kita bersama,” jelas Teten.
“Film ini merupakan ikhtiar kami dalam mengkampanyekan anti korupsi di masyarakat. Kami berharap, perlawanan terhadap korupsi bisa dilakukan oleh kita bersama,” jelas Teten.
Produser film KvsK Abduh Aziz menambahkan, perang melawan
korupsi bukan hanya tugas KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan penegak hukum,
tapi tugas kita bersama. “Kita berharap, seluruh staf PLN juga menyatakan
perang terhadap korupsi,” kata Abduh.
Karyawan PLN Sangat Terkesan
Sebanyak 930 karyawan PLN dari berbagi unit hadir dalam
pemutaran hari pertama film KvsK, Selasa (22/5) kemarin. Limbong, seorang karyawan dari Unit PLN Cengkareng
mengaku terkesan dengan film KvsK. Dari keempat film pendek yang ada di KvsK,
ia memfavoritkan film berjudul “Psstt…Jangan Bilang Siapa-Siapa” karya
sutradara Ine Febriyanti.
“Jika ditanya siapa yang salah dalam film keempat, tentu
saja karakter Ola dan Eci dimana karakter tersebut dibentuk oleh keluarga yang
ternyata korup,”ujarnya.
Lain lagi bagi Diki Arisiandi, karyawan di Bagian Keuangan Disjaya ini memilih film ketiga berjudul “Selamat Siang, Rissa!” yang dibintangi Tora Sudiro.”Kebetulan saya punya anak kecil. Mudah-mudahan ngga seperti itu. Film ini menjadi pelajaran bagi kita bersama,” ungkap Diki.
Supriadi, karyawan dari PJB UP Muara Karang menyatakan pencegahan korupsi bisa diawali dari dini, oleh karenanya penting untuk diputus mata rantainya. Meskipun, menurut Upi dari UPP Sekrtetariat Tanjung Priok, sangat sulit memutus mata rantai korupsi. “Tapi saya optimis kalau kita bisa dengan catatan komitmen kita kuat,” tegasnya. (Agus Sarwono/RSD)
Lain lagi bagi Diki Arisiandi, karyawan di Bagian Keuangan Disjaya ini memilih film ketiga berjudul “Selamat Siang, Rissa!” yang dibintangi Tora Sudiro.”Kebetulan saya punya anak kecil. Mudah-mudahan ngga seperti itu. Film ini menjadi pelajaran bagi kita bersama,” ungkap Diki.
Supriadi, karyawan dari PJB UP Muara Karang menyatakan pencegahan korupsi bisa diawali dari dini, oleh karenanya penting untuk diputus mata rantainya. Meskipun, menurut Upi dari UPP Sekrtetariat Tanjung Priok, sangat sulit memutus mata rantai korupsi. “Tapi saya optimis kalau kita bisa dengan catatan komitmen kita kuat,” tegasnya. (Agus Sarwono/RSD)
0 komentar:
Posting Komentar