Halaman studio BKV Channel di Ruko Fantasy Juction, Jalan Hariyono, Balikpapan Baru, Jumat (11/5) pagi pekan lalu diubah jadi arena live show. Dua buah kursi panjang dan satu meja kecil menjadi tempat diskusi Bedah Film Kita versus Korupsi (KvsK). Acara yang berlangsung selama 1 jam ini menghadirkan nara sumber Agus Sarwono dari Transparency International (TI) Indonesia, Icang S. Tisnamiharja dari Cangkir Kopi dan Ketua Forum Masyarakat untuk Transparansi (FORMAT) Sugeng Prabowo.
Live show di BKV Channel menjadi acara pembuka roadshow KvsK
di Balikpapan selama tiga hari, Jumat (11/5) sampai Minggu (13/5). Selanjutnya,
tim penyelenggara terdiri Club Indonesia Bersih (CIB), FORMAT dan Sentra
Program Pemberdayaan dan Kemitraan Lingkungan (STABIL) menuju Hotel Pasific di
Jalan Jenderal Ahmad Yani, Balikpapan. Sebuah seminar bertajuk “Mencegah
Korupsi Melalui Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini” menjadi ajang pemutaran dan
diskusi film KvsK.
Acara dihadiri sekitar 70 penonton dari berbagai kalangan
dan pejabat setempat. Diantaranya Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Mustaqim
MZ, Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan Syamrumsyah Setya, Direktur Radio
IDC FM HM Santibi, jajaran pemerintah setempat, guru, pelajar dan mahasiswa, organisasi
kemasyarakatan dan masyarakat umum. Hadir pula Ketua Pengawas TII Zumrotin SK, pemain
film KvsK Teuku Rifnu dan Verdi Solaiman, Icang S. Tisnamiharja serta Sugeng
Prabowo.
Dalam sambutan usai pemutaran film, Mustaqim menyatakan
sangat terkesan dengan film KvsK. Film yang terdiri dari empat film pendek ini,
menurutnya, sarat nilai-nilai pendidikan dan sesuai realita yang ada di masyarakat.
Ia membandingkan dengan tayangan sinetron di beberapa televisi swasta yang dipandangnya
glamour, konsumtif, dan tidak mendidik.
“Ada baiknya film ini diputar diputar di TV swasta. Selama
ini film dan sinetron kita banyak yang isinya tidak baik. Seperti mengajari
selingkuh, balas dendam, pamer kekayaan dan anehnya malah diputar pada jam-jam
saat keluarga berkumpul,”jelasnya.
Ingin Memutar Film KvsK
Dalam kesempatan ini, Mustaqim yang menjabat wakil bupati
PPU Kalimantan Timur (Kaltim) sejak 31 Juli 2008 ini sekaligus menyampaikan keinginannya
untuk memutar film KvsK di seluruh kelurahan di wilayahnya. Hal sama diutarakan
oleh Sangaji, seorang penonton dari Majelis Taklim Balikpapan. “Film ini sangat
bagus, dan kalau bisa diputar di majelis-majelis taklim di Balikpapan,” ujarnya.
Siang harinya roadshow dilanjutkan ke Radio IDC FM di Jalan
Sport Prapatan, Balikpapan. Acara talkshow menghadirkan nara sumber Teuku Rifnu,
Verdi Solaiman dan Jufri dari STABIL. Dan disusul kemudian pemutaran dan
diskusi film di Barometer Café, Jalan Wiluyo Puspoyudo, Balikpapan. Sekitar 50
mahasiswa dari berbagai universitas dan perguruan tinggi hadir, dengan nara sumber
Zumrotin SK, Teuku Rifnu, Verdi Solaiman, Icang S. Tisnamiharja dan Sugeng
Prabowo.
Pada sesi diskusi, Zumrotin menjelaskan perilaku korupsi
tidak hanya terkait dalam penyalahgunaan anggaran negara tetapi juga dalam
tindakan-tindakan kecil sehari-hari, seperi menyuap polisi ketika ditilang.
Zumrotin juga menanyakan tindakan apa yang akan dilakukan para peserta setelah
menonton film KvsK.
Ani Nursamsyiah, seorang mahasiswi Universitas Balikpapan
mengungkapkan apresiasinya terhadap film KvsK. “Film ini sangat menggugah.
Setelah menonton ini kita seperti diingatkan bahwa sumber perilaku baik dan
buruk berasal dari kita sendiri,”katanya.
Memutus Rantai Korupsi
Memasuki hari kedua, penyelenggara kembali menggelar
talkshow di Radio Smart FM di Gedung BRI Lt 5, Jalan Jenderal Sudirman,
Balikpapan. Hadir sebagai nara sumber Zumrotin SK, Teuku Rifnu dan Verdi
Solaiman. Beberapa pendengar turut berpatisipasi dalam diskusi bertema film
KvsK.
Pada pukul 10.00, acara pemutaran dan diskusi film berlanjut
di SMA 5 Balikpapan. Sekitar 90 pelajar dan guru SMA 5 Balikpapan nobar film
KvsK di ruang Multimedia. Kehadiran bintang tamu Teuku Rifnu dan Verdi Solaiman
disambut antusias para pelajar dari kelas 1, 2 dan 3 ini. Rifnu menyampaikan bahwa
tujuan pemutaran film KvsK untuk memutus mata rantai korupsi, khususnya di
kalangan anak muda. “Film sebagai alat penyampai pesan,”jelasnya.
Malam harinya, pemutaran dan diskusi film dilanjutkan di Kafe
Lamenfohan. Sekitar 50 penonton dari kalangan anak muda, pekerja, aktivis anti
korupsi, dan warga sekitar. Diskusi menghadirkan nara sumber Zumrotin SK, Teuku
Rifnu dan Verdi Solaiman. Yufa, seorang penonton menyatakan terima kasih telah
diberi kesempatan menonton film KvsK. Ia menilai filmnya bagus dan memberi
inspirasi bagi dia dan teman-temannya.
Tiba di hari terakhir, roadshow ditutup dengan pemutaran dan
film di Studio XXI Balcony City, Balikpapan. Sekitar 200 penonton dari berbagai
kalangan hadir, diantaranya pelajar, mahasiswa, jajaran pemerintah kota
Balikpapan, jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Kaltim, organisasi
kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan masyarakat umum. Hadir
pula perwakilan Kapolda Kaltim Yusuf, Zumrotin SK, Teuku Rifnu, Verdi Solaiman,
Icang S. Tisnamiharja dan Sugeng Prabowo.
Yusuf sangat mengapresiasi pemutaran film KvsK. Dalam
sambutannya, Yusuf yang pernah bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
selama empat tahun ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama memberantas
korupsi. “Masyarakat harus berperan untuk mengatakan ‘TIDAK’ pada korupsi, khususnya dalam hal menyuap polisi,”tegasnya.
Usai pemutaran film, para penonton membubuhkan tanda tangan
sebagai wujud dukungan anti korupsi di spanduk berukuran 2 x 10 meter. (RSD)
1 komentar:
artikel yg bagus gan
Posting Komentar