Pemberantasan korupsi tak cukup dituntaskan hanya melalui
penegakan hukum semata. Hal sama penting untuk memberantas virus korupsi adalah
pencegahan korupsi itu sendiri. Khususnya di kalangan anak muda sebagai
generasi penerus bangsa.
Dari diskusi dan pemutaran film Kita versus Korupsi (KvsK)
di berbagai kota di Indonesia menyimpulkan, persoalan korupsi sangat dekat
dengan kehidupan anak muda. Karenanya, Transparency
International Indonesia (TII) memandang pentingnya pendidikan anti korupsi
sejak dini, yaitu di kalangan anak usia sekolah. Kehadiran film KvsK bisa dijadikan
sebagai materi pengajaran di sekolah.
Hal ini sejalan dengan program Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) yang akan menerapkan pendidikan anti korupsi di
sekolah mulai tahun ajaran baru, Juli 2012 nanti.
Untuk merumuskan modul pengantar pendidikan berbasis film,
TII akan menyelenggarakan workshop “Penyusunan Modul Pendidikan Anti Korupsi
Melalui Film KvsK” selama dua hari, Kamis (21/6) sampai Jumat (22/6) di Villa
Jambu Luwuk, Bogor. Materi workshop akan digodok bersama antara para ahli pendidikan,
guru, para ahli di bidang anti korupsi dan Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK).
“Kita memahami pentingnya menghentikan suplai
koruptor. Antara lain dengan mulai mendidik kaum muda sedini mungkin untuk memahami
persoalan korupsi dan dampaknya bagi kehidupan rakyat,” kata Ketua
Penyelenggara Ilham B. Saenong di Jakarta, Senin (18/6).
Di lain pihak, lanjut Ilham, sangat penting memperkenalkan
kembali kepada kaum muda dengan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, rasa
tanggung jawab, keadilan, keberpihakan dan semacamnya sebagai imunitas terhadap
praktik korupsi di sekitarnya. Kaum muda dapat dengan mulai menerapkan
nilai-nilai anti korupsi dari diri mereka dan menularkannya kepada lingkungan
sekitar.
“Karena itu diperlukan konten dan metode pengajaran yang
tepat agar pesan-pesan anti korupsi dapat benar-benar sampai kepada sanubari
anak sekolah,”jelas Ilham.
Diharapkan workshop menghasilkan format modul singkat dan aplikatif
untuk pengajaran, berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). “Modul itu
nantinya akan diujicobakan (try out) ke sekolah-sekolah pilot,” demikian Ilham.
(RSD)
0 komentar:
Posting Komentar