Menanamkan nilai-nilai anti korupsi melalui pemutaran film
dan diskusi ternyata diminati kalangan anak muda, khususnya mahasiswa. Seperti
Rabu (13/6) lalu, mahasiswa D4 jurusan Keuangan Universitas Trisakti bekerjasama
dengan Pertamina menyelenggarakan pemutaran film Kita versus Korupsi (KvsK) di
Gedung D Lantai 8 Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat.
Sebanyak 241 mahasiswa, dosen, dan tamu undangan hadir dalam
acara yang dikemas menarik. Acara dibuka dengan sambutan dan hiburan musik dari
paduan suara dan band, menyanyikan lagu-lagu bertema korupsi. Salah satu
liriknya berupa “Hidup bermewah-mewah namun sengsara seperti koruptor.”
Pemutaran film KvsK dimulai pukul 10.00. Sesekali para
penonton yang sebagian besar mahasiswa ini riuh saat menyaksikan adegan-adegan
lucu dan menyentil.
Diskusi usai pemutaran film dilakukan dua sesi. Sesi
pertama, menghadirkan nara sumber Mardiyani dari Pertamina dan moderator Masfar
Gazhali. Dalam kesempatan ini, Mardiyani menjelaskan tentang
perubahan-perubahan yang dilakukan Pertamina dalam rangka menuju perusahaan
yang bebas korupsi.
“Pertamina bekerjasama dengan lembaga seperti Transparency International Indonesia
(TII) untuk mendukung program anti korupsi. Dan hal itu membuahkan hasil dimana
Pertamina saat ini telah mendapat julukan sebagai trusted company,” kata Mardiyani.
Menanggapi hal itu, seorang mahasiswa secara kritis
menyatakan bahwa Pertamina harus mampu menjadi perusahaan bersih atau tidak
korupsi tidak hanya di tingkat atas namun juga sampai tingkat bawah.
“Saya pernah membeli bensin dan disana tertulis harga bensin
Rp 5.900. Ketika saya bayar dengan uang Rp 6.000 artinya masih ada sisa
kembalian Rp 100, tetapi tidak dikembalikan kepada saya. Jika dalam satu hari
ada 10 orang yang kembaliannya Rp 100 tidak diambil, maka ada berapa jumlahnya dalam
setahun? Diharapkan hal-hal seperti itu juga ada kontrolnya,”ungkapnya.
Mahasiswa lain berharap bukan hanya Pertamina saja yang
berupaya bersih dari korupsi, melainkan juga anak-anak perusahaan Pertamina.
Diskusi selama 1 jam ini juga diselingi hiburan berupa stand up comedy oleh Pandji Pragiwaksono
dan paduan suara.
Pada sesi kedua, diskusi berlangsung cukup hangat dengan menghadirkan
narasumber komedian Pandji dan Agus Sarwono dari TII. Tema diskusi berupa pengalaman pribadi Agus
dan Pandji ketika pernah mengalami kejadian korupsi. Pandji misalnya, ia
mengaku pernah menyogok polisi ketika kena tilang. Namun saat ini ia memilih
melawan korupsi dengan cara selalu membayar denda ketika terkena tilang.
“Teman-teman jangan ragu untuk terus maju melawan korupsi,”ujar
Pandji sambil menutup diskusi. (Sofia
Setyorini/RSD)
0 komentar:
Posting Komentar