Roadshow film Kita
versus Korupsi (KvsK) di Medan selama dua hari, Selasa (05/6) – Rabu (06/6), mendapat
sambutan luar biasa dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Sebanyak 1.385 penonton
hadir dalam pemutaran dan diskusi film di enam lokasi. Masing-masing Universitas
Negeri Medan (UNIMED), Universitas Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)
Nommensen, Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Pembangunan Panca Budi,
Studio XXI Hermes Place dan Ten Coffee.
Kegiatan hari pertama diawali pemutaran dan diskusi film KvsK
di Ruang Sidang A, Gedung Rektorat UNIMED, Jalan Willem Iskandar Pasar V, Medan
pukul 09.35. Sebanyak 120 penonton hadir diantaranya Rektor UNIMED Prof. Ibnu
Hajar, para Dekan, Kapolresta Medan Untung Sudarto, jajaran Polda Sumatera
Utara (Sumut), pemerintah provinsi Sumut dan kabupaten kota Medan, Kanwil
Kementerian Hukum dan HAM Sumut, para guru, mahasiswa dan segenap civitas
akademika UNIMED.
Dalam sambutannya, Ibnu Hajar mengatakan korupsi telah menjadi
masalah bersama atau common problem. “Karenanya
juga menjadi musuh bersama atau common
enemy,”ujarnya. Ia berharap pemutaran film KvsK tidak sekedar hiburan, tetapi
sekaligus dijadikan media menyampaikan pesan tentang potret kehidupan
masyarakat.
Usai pemutaran film digelar diskusi dengan nara sumber Ketua
Pengawas Transparency International
(TI) Indonesia Zumrotin SK, Kepala Sekretariat Deputi Bidang Pencegahan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Indraza Marzuki, pengurus Pusat Studi Hak Asasi
Manusia (Pusham) UNIMED M. Fahmi Siregar, produser film KvsK Abduh Aziz, pemain
film KvsK Verdi Solaiman dan Norman
Rivianto Akyuwen.
Basaruddin dari Fakultas Ilmu Keolahragaan menyatakan
korupsi bukan budaya tetapi tindakan yang dimulai dari diri sendiri. Misalnya dari
kebiasaan memberikan uang ‘tip’ dan hal-hal kecil lainnya. “Upaya untuk
menghindari korupsi harus dimulai dari kita sendiri dan pendekatan kepada Tuhan,”ungkapnya.
Siang harinya, acara berlanjut di kampus Universitas HKBP
Nommensen di Jalan Kamboja X No. 196, Medan pukul 13.00. Sebanyak 600
mahasiswa, dosen dan civitas akademika hadir menyaksikan pemutaran film KvsK di
Gedung Perpustakaan Lantai 2. Mereka rela duduk berdesakan dan beberapa
diantaranya lesehan di lantai.
Para mahasiswa terlihat antusias mengikuti diskusi yang dipandu
oleh Pembantu Rektor III Maringan Panjaitan. Hadir sebagai nara sumber
Zumrotin, Indraza Marzuki, Abduh Aziz, Verdi Solaiman dan Norman Rivianto
Akyuwen. Hampir rata-rata pertanyaan, dukungan dan kritikan ditujukan ke KPK. Fredy
Siahaan dari Fakultas Hukum misalnya, mengusulkan untuk mencegah korupsi maka
budaya hukum harus diubah. “KPK harus segera menerbitkan Undang-Undang Pembuktian
Terbalik untuk mengurangi praktik-praktik korupsi,”ujarnya.
Menanggapi hal itu, Indraza berpendapat perubahan budaya
hukum bisa dimulai dengan perubahan pola pikir masyarakat tentang korupsi. Ia
juga menjelaskan tugas dan fungsi KPK meliputi koordinasi, supervisi,
penindakan dan pencegahan.
Minta Diputar Lagi
Pada pukul 16.00, pemutaran dan diskusi film berlangsung di
Gedung Peradilan Semu, Fakultas Hukum (FH) USU, Jalan Dr. T Mansur No. 9,
Medan. Sebanyak 250 penonton hadir diantaranya Pembantu Rektor IV USU Prof.
Ningrum Natasya Sirait, Pembantu Dekan I FH USU Prof. Budiman Ginting, mahasiswa,
dosen dan civitas akademika USU.
Dalam sambutannya, Budiman berharap dengan pemutaran
film KvsK, para mahasiswa sebagai generasi muda dan ujung ombak masa depan
negeri ini dapat memahami makna dan pesan yang disampaikan film. “Sehingga
mempunyai moral, etika dan integritas yang tinggi terhadap penegakan hukum
serta meminimalisir perbuatan korupsi hingga pada akhirnya menghapuskan
perbuatan korupsi di Indonesia,”pesan Budiman disambut tepuk tangan hadirin.
Diskusi usai pemutaran film menghadirkan nara sumber
Zumrotin, Indraza Marzuki, Abduh Aziz, Verdi Solaiman dan Norman Rivianto
Akyuwen. Dalam kesempatan ini, para mahasiswa menyampaikan kesannya terhadap
film KvsK. Astra dari Fakultas Hukum misalnya, mengungkapkan menyaksikan film
KvsK bagaikan bercermin di depan kaca. Apa yang diceritakan dalam film
merupakan potret keseharian yang terjadi di masyarakat. “Kita seperti melihat
perilaku diri kita sendiri,”paparnya.
Di akhir acara, Ningrum meminta supaya film KvsK bisa
diputar kembali di kampus USU, tidak sebatas di tingkat fakultas tetapi
diperluas ke lingkup universitas.
Memasuki hari kedua, kegiatan diawali dengan pemutaran film di
Studio XXI Hermes Place, Medan pukul 10.00. Sebanyak 180 penonton dari berbagai
kalangan hadir, diantaranya pelajar dan mahasiswa, para wartawan dari berbagai media,
jajaran pemerintah setempat, aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat, dan masyarakat
umum.
Usai pemutaran film, panitia menggelar konferensi pers
dengan para wartawan di Lobi Studio XXI Hermes Place. Hadir sebagai nara sumber
Zumrotin, Indraza Marzuki, Abduh Aziz, Verdi Solaiman dan Norman Rivianto
Akyuwen.
Siang harinya, acara berlanjut di Universitas Pembangunan Panca
Budi, Jalan Jenderal Gatot Subroto KM 4.5, Medan pukul 13.00. Sebanyak 200
mahasiswa, pelajar, dosen, dan civitas akademika menyaksikan film KvsK di Aula
Universitas Pembangunan Panca Budi. Diskusi menghadirkan nara sumber Zumrotin,
Indraza Marzuki, Abduh Aziz, Verdi Solaiman dan Norman Rivianto Akyuwen.
Dan sore harinya dilanjut kunjungan ke kantor redaksi Tribun
Medan di Jalan KH Wahid Hasyim No. 37 Medan dan talkshow di Radio Smart FM di
Jalan Thamrin No. 112, Medan.
Roadshow ditutup dengan pemutaran film KvsK di Ten Coffee,
Jalan Imam Bonjol No. 36B, Medan. Acara yang dimulai pukul 20.30 ini dihadiri 35
penonton. (RSD)